Cari Blog Ini

Selasa, 27 September 2011

DOA KU PADA-MU YA ALLOH

Ya..Rabbi……

Aku tak meminta seseorang yang sempurna

Hingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu

Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya

Seorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya

Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya

Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup

Aku tidak mengharap dia semulia Fatimah Radhiyallahuanha, tidak setaqwa Aisyah Radhiyallahuanha ,Pun tidak secantik Zainab Radhiyallahuanha, apalagi sekaya Khodijah Radhiyallahuanha.



Aku hanya mengharap seorang akhwat akhir zaman,

Yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka,

Membangun keturunan yang sholeh,

Membangun peradaban, dan membuat Rasulullah shallahu’alaihiwasalam bangga di akhirat

Karena aku sadar aku bukanlahorang yang semulia Abu Bakar Radhiyallahuanhu,

Atau setaqwa Umar Radhiyallahuanhu, pun setabah Ustman Radhiyallahuanhu,

Ataupun sekaya Abdurrahman bin auf Radhiyallahuanhu, setegar zaid Radhiyallahuanhu

Juga segagah Ali Radhiyallahuanhu, apalagi setampan UsamahRadhiyallahuanhu.

Aku hanyalah seorang lelaki akhir zamanyang punya cita – cinta..



Ya…..Rabbii …….

Aku juga meminta, Jadikanlah ia sandaran bagiku

Buatlah aku menjadi Pemuda yang dapat membuatnya bangga

Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku

Ya…..Rabbii …….

Aku juga meminta, Jadikanlah ia sandaran bagiku

Buatlah aku menjadi Pemuda yang dapat membuatnya bangga

Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku



Berikanlah sifat yang lembut, sehingga auraku datang dariMu



Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdoa untuknya

Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya

Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,

Mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat...

some one

kesendrian, kehampaan , dan merasa terasingkandi kehidupan ini membuat aku lemah membuat aku tak berdaya mengarungi hidup ini ..
ntah dari mana pertamanya aku berkenalan dengan seorang perempuan dan aku pun menemui dia terus kita membuat kesepakatan untuk menjalin sebuah hubungan yg serius.
saat itu pula hati ku seakan mau terbang ternyata alloh masih sayang pada diriku karena dia telah mengirimkan kepada seorang perempuan yg insya alloh sholehah yang bisa saling membimbing di jalan-Mu ya alloh
dan dari hari kehari aku makin sayang dan cinta kepadanya karena dengan adanya dia hidupku seakan bermakna perjuanganku di dunia seakan ada artinya ya alloh aku mohon kepada-Mu mudah-muddaham dialah jodohku mudah-mudahan dialah yang akan menjadi ibu dari anak- anaku berkahilah hubungan kami ini jagalah dia jangan sampai dia sedih jangn sampai dia sakit karena aku sangat sayang dan cinta dia atas nama-Mu ya alloh aku mencintainya mudah-mudahan diapun perasaannya sama saya
berikanlah yang terbaik bagi hamba-MU
I LOVE , I MISS U KAU ADALAH PELITA HATI KU SMOGA KAMU BAIK0BAIK SAYANG ....

Senin, 13 Juni 2011

Jumat, 26 November 2010

pendidikan: cerpen : Goresan Cinta

pendidikan: cerpen : Goresan Cinta

cerpen : Goresan Cinta

Steven Raditya. Sahabat terbaik yang pernah ku miliki. Sahabat yang selalu membuat duniaku berwarna. Sahabat yang selalu ada saat aku membutuhkan tempat untuk bercerita. Sahabat yang sudah mengerti sifat-sifatku dan aku merasa sangat beruntung memiliki sahabat sepertinya.Aku dan Ditya mempunyai hobi yang sama, yaitu bermain musik. Alat musik yang dikuasai Ditya adalah piano, sedangkan aku senang bermain biola. Namun Ditya lebih pandai menyalurkan bakatnya, Ditya sering mengikuti konser atau perlombaan, bahkan Ditya pernah mengikuti lomba di Amerika. Keahlian Ditya memang sudah terbukti, Ditya banyak mendapatkan penghargaan dan hal itu membuatku iri.Aku memang senang bermain biola namun aku tahu bahwa kemampuanku masih sangat standar. Aku tidak seperti Ditya yang mengikuti kursus, aku berlatih sendiri. Dulu sewaktu aku berusia 7 tahun, mama mengajariku bermain biola. Mama adalah pemain biola yang cukup terkenal, namun saat ingin mengikuti konser di Perancis, pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan dan akhirnya mama meninggal. Seluruh keluargaku sangat terpukul atas kejadian itu dan karena aku anak tunggal, mereka mengharapkan aku untuk menjadi penerus mama.Aku sebenarnya kesulitan untuk mewujudkan harapan itu karena mereka meminta agar aku belajar bermain biola sendiri dan tidak mengikuti kursus, seperti yang dilakukan mama dulu. Ditya selalu memberiku semangat, dia selalu mengingatkanku untuk terus berlatih. Bahkan Ditya sering menawariku untuk mengikuti perlombaan di tempat kursusnya, hanya saja aku merasa belum siap dan aku menolaknya.“Rel, ada perlombaan biola lagi lho. Para juaranya nanti dapat kesempatan untuk sekolah musik di Paris. Ikut dong!” ajak Ditya seperti biasanya.“Mmm…tidak deh. Aku merasa belum siap Dit.”“Lalu kapan kamu merasa siap? Jadi orang itu harus berani mencoba. Cari pengalaman saja. Ingat Rel, kamu harus menjadi penerus mama mu,” kata Ditya.“Tapi aku…”“Sudah ikut aja! Nanti aku ambilkan formulirnya.”Ya, Ditya benar. Aku harus mulai mencoba. Menang atau kalah itu urusan belakangan yang jelas aku harus mengikuti perlombaan itu dan yang terpenting keluargaku harus mengetahui hal ini. Aku harus membuktikan bahwa aku bisa.Jhari ini adalah babak penyisihan pertama. Aku memang akhirnya setuju untuk mengikuti perlombaan itu. Papa, kakek dan Ditya datang menemaniku. Jujur, aku takut. Aku belum pernah bermain biola di depan banyak orang. “Aurel, Papa dan Kakek sangat mengharapkan kamu bisa lolos dipenyisihan ini. Tunjukan pada kami.” Tiba-tiba papa menghampiriku.Kata-kata papa terus terngiang di pikiranku. Aku menjadi sangat terbebani dengan kata-kata papa. “Aurel, lolos atau tidak, itu urusan belakangan. Aku juga sering gagal kok. Justru kegagalan itu adalah pelajaran yang paling baik. Sekarang kamu bermain dengan hati.” Ditya berusaha menghiburku. “Berikutnya kita panggil peserta dengan nomor undian 10, Aurel Patrecia. Beri sambutan yang meriah.” MC sudah memanggil namaku, ini saatnya untuk mempersembahkan yang terbaik.Tepuk tangan menyambutku saat aku berada tepat di tengah panggung. Aku memberanikan diri untuk tersenyum, meski sangat gugup. Di kursi penonton aku melihat ayah, kakek dan Ditya menatapku penuh arti. “Saya akan membawakan lagu ciptaan mama saya, Jessica Patrecia, I Wish You Hear My Song dan Give Me Your Love.” Kutarik napas dalam-dalam, lalu aku mulai mengesek biolaku. Aku mencoba menghayati setiap nada yang terdengar. Sampai pada lagu terakhir, aku merasa semua penonton terdiam, aku tidak tahu, mungkin permainanku tidak bagus.Tapi setelah aku berhenti memainkan biolaku, ku dengar tepuk tangan riuh dari para penonton. Semoga apa yang ku tampilkan adalah yang terbaik. “Permainan yang bagus, Rel. Selamat.” Ditya memelukku saat aku turun dari panggung.Aku hanya tersenyum kecil. Ditya mengajakku duduk di bangku penonton untuk menyaksikan penampilan para peserta lain. Aku tidak yakin bisa masuk 15 besar. Jumlah seluruh pesertanya saja hampir 50 orang dan menurutku semua peserta bermain bagus.“Baik, semua peserta sudah menampilkan yang terbaik. Kini saatnya pengumuman para peserta yang lolos 15 besar.”Aku mendengar tepuk tangan yang meriah dari penonton. Aku merasa takut.“Bianka Stevani, Riana Sandra, Kevin Junio, Gilang…..”Lama sekali. Kenapa namaku tidak disebut? “Yang terakhir adalah Aurel Patrecia. Selamat kalian semua lolos ke 15 besar. Grand final akan diadakan 4 bulan lagi. Tingkatkan kemampuan kalian dan tunjukan pada saat grand final. Terima kasih,” kata MC, sebelum akhirnya meninggalkan panggung. “Selamat Aurel, kamu sudah membuktikan pada Kakek dan Papa. Mamamu pasti bangga. Buktikan 4 bulan mendatang. ” Kakek memelukku. Aku merasa sangat senang.“Aurel aku punya satu berita lagi. Dua bulan lagi aku akan mengadakan konser tunggal. Aku mau kamu bermain bersamaku, Nyonya Aurel,” ajak Ditya sambil tertawa.“A..apa? Tidak, terima kasih, Tuan Ditya,” jawabku cepat.“Oh, baik kalau begitu. Aku marah.” Ditya cemberut.“Yah, kok marah sih? Ya sudah lah. Aku mau. “JJJ Ini saatnya, beberapa menit lagi konser tunggal Ditya dimulai. Ayah Ditya sudah mempersiapkan semuanya, mulai dari tempat, dekorasi, MC serta piano indah di atas panggung dan semuannya sangat menakjubkan. Penonton yang hadir bukan hanya keluarga Ditya saja, tapi juga teman-teman Ditya, beberapa musisi terkenal, dan beberapa artis. Acara kini sudah dimulai. Ditya sudah duduk di depan pianonya, di atas panggung. Hari ini penampilan Ditya sangat berbeda, lebih segar. Dia menggunakan kemeja putih yang sangat serasi dengan warna pianonya. Ditya akan memainkan 10 lagu dan 1 buah lagu akan dimainkan bersamaku. Sambil bermain piano, Ditya juga bernyanyi. Suaranya sangat indah. Semua penonton terdiam seakan terbius oleh penampilan Ditya. “Lagu yang terakhir berjudul You Are The Best Angel. Tapi kali ini saya akan ditemani sahabat saya, Aurel. Saya mohon tepuk tangannya untuk Aurel,” ujar Ditya di atas panggung.Aku naik ke atas panggung. Ku tatap semua penonton, lalu tersenyum. Ditya menganggukan kepalanya. Sorot matanya benar-benar dalam. Aku tersenyum padanya dan mulai menggesek biolaku.Suara lembut Ditya membuatku sangat berhati-hati akan permainanku. Sampai-sampai aku tidak menghayatinya. Aku gugup. Tiba-tiba nada yang kumainkan fals. Saat ku tatap Ditya, dia tampak bingung. Aku semakin tegang. Aku sudah melakukan kesalahan. Fatal.Ditya berhenti memainkan pianonya. Ku lihat tangannya gemetar. Dia menatapku cemas. Kesalahanku saat bermain biola mengakibatkan Ditya menjadi bingung dan melakukan kesalahan juga. Kami terdiam. Ku dengar penonton mulai berisik. Ditya panik.Ditya melanjutkan lagunya tanpa diiringi piano. Setelah lagu selesai dinyanyikan, penonton bertepuk tangan. Wajah Ditya pucat. Dia langsung pergi meninggalkanku di atas panggung. Aku segera mencari Ditya di ruang kostum. Saat ingin membuka pintu, aku mendengar percakapan di dalam.“Anak bodoh. Kenapa kamu melakukan kesalahan? Kamu tahu, banyak teman-teman Papa yang menonton, mau ditaruh mana muka Papa. Keterlaluan.”“Maaf. Aku benar-benar gugup. Aku binggung, Pa.”“Makanya, dengarkan kata-kata Papa. Tidak perlu kamu mengajak pemain biola gadungan seperti dia. Berbakat apa? Permainannya sangat jelek. Seperti pengamen kampungan.”Tiba-tiba pintu terbuka. Papa Ditya kaget melihat aku yang berdiri di depan pintu. Papa Ditya tidak berkata apa-apa. Beliau langsung pergi setelah menatapku tajam.Ditya menatapku tajam.“Puas kamu, Rel? Sudah puas kamu mempermalukan aku? Sudah puas menghancurkan keinginanku?” teriak Ditya.“Maaf. Aku benar-benar gugup. Ak…aku…”“Halah, sudahlah. Kamu itu teman yang tidak tahu berterima kasih.”Ditya lalu berdiri menghampiriku dan mengambil biola yang ku pegang lalu melemparnya sekuat tenaga. Biolaku menghantam tembok, Ditya juga menginjak biola itu dan patah. “Ditya, biolaku?”“Biarkan. Biolamu tidak ada gunanya. Hanya membawa kesialan. Aku benci biola itu dan aku benci kamu, Aurel. Semua yang telah aku persiapkan bertahun-tahun, hanya dalam hitungan menit kamu hancurkan bersama biolamu yang gembel itu,” bentak Ditya.“Cukup Dit. Aku memang salah. Aku memang pemain biola gadungan. Aku seperti pengamen kampungan. Tapi Dit, biolaku ini sangat berharga, ini peninggalan almarhum mama. Kamu boleh mencaciku. Tapi bukan dengan merusak biolaku. Jika konsermu kali ini gagal, kamu bisa mengadakan konser lagi. Tapi aku? Apa aku bisa mendapatkan biola sama persis seperti ini? Pikir, Dit!! Kamu terlalu egois. Tidak memikirkan perasaanku juga.”Aku tidak bisa menahan tangisku. Aku pergi meninggalkan Ditya. Aku benci hari ini. Benci semua kebodohan yang sudah aku lakukan. Maaf Ditya, tapi kamu keterlaluan.Ternyata hidup tanpa sahabat itu sangat tidak nyaman. Sepi. Itu yang aku rasakan 2 minggu terakhir ini. Aku dan Ditya memang sudah tidak berkomuikasi lagi. Tapi memang itu adalah jalan terbaik. Pagi ini kuawali hari dengan kemalasan. Saat ingin berangkat sekolah, seperti biasa aku tidak bertemu papa. Dia pasti sudah berangkat kerja. Hanya ada Mbok Jum yang setia menemani pagiku. Aku menemukan sebuah biola berwarna merah muda di depan pintu rumahku. Sangat cantik. Aku heran, mengapa ada biola di depan pintu rumah. Siapa yang meletakannya? Oh…mungkin papa ingin memberi kejutan.“Rel, aku turut berdukacita, ya,” ucap Santya saat aku baru tiba di kelas.“Apa?” tanyaku heran.“Sabar ya, Rel, semua pasti ada hikmahnya,” kata seorang murid lain.Dan dengan seketika semua orang yang berada di dalam kelas menghampiriku, menyalamiku dan berusaha menghiburku. Seakan ada sesuatu hal yang terjadi. Tapi aku belum juga mengerti.“Gina, ada apa sih? Kok teman-teman menyalamiku?” tanyaku pada Gina akhirnya.“Lho? Kamu gimana sih, Rel. Semua menyalami kamu karena kita turut berdukacita atas meninggalnya Ditya, dia kan sahabat kamu. Jadi pasti kamu sedih banget, ya? Sabar ya, Rel.”Tuhan, apa yang baru aku dengar? Ditya? Steven Raditya? Meninggal? Aku pasti mimpi. Ditya tidak mungkin meninggal. Sangat konyol. Tuhan sadarkan aku dari mimpi buruk ini? Jantungku berdetak kencang. Pandanganku mulai berbayang. Tubuhku lemas hingga akhirnya semuannya menjadi gelap. Aku bahagia atas semua anugrah yang Tuhan beri….Terlebih saat ku menemukan wanita terindah seperti dirinya…Mampu hadirkan cinta disetiap hembusan nafasku….Beriku kedamaian disetiap langkah hidupku…Sentuhan kehangatan dalam setiap mimpi-mimpiku…Sayang, aku terlalu bodoh….tak mampu menjaga hatinya…Melukai perasaannya…Membuat hatinya mati kepadaku…Kini, dalam sepinya kalbu, aku akan pergiBawa putihnya cintaku dan berharap dirinya kan behagia…..SR dalam goresan cintaRibuan kali aku membaca surat itu namun air mataku tetap tidak mau berhenti. Surat itu diberikan oleh Papa Ditya saat aku datang ke rumahnya. Ditya, mengapa semua ini terjadi? Mengapa kamu benar-benar pergi dari hidupku? Perih rasanya mengingat Ditya.Bayang-bayang kematian Ditya yang tragis seolah menghantuiku. Ditya meninggal setelah mengantarkan biola itu ke rumahku, dia kecelakaan, mobilnya tertabrak kereta api dan kini aku membenci diriku sendiri. Aku membenci biola itu? Ya, biola merah muda yang sangat cantik dari Ditya dan dibelakang biola itu ada inisial namaku, AP. Ditya ingin menggantikan biolaku yang rusak dengan yang baru. Sayangnya setelah biola itu tergantikan, justru Ditya yang kini membuat hatiku sakit. Mengenangnya, mengingat semua tentang persahabatan kita, sungguh menyesakan dadaku. Ingin ku putar waktu dan perbaiki semua kesalahkan ku pada Ditya.Penyesalan ini sungguh memilukan. Aku benci biola!!! Biola telah membuat 2 orang yang aku sayangi pergi meninggalkanku. mama, Ditya, lalu besok siapa lagi? Aku benci biola! Aku benci mendengar setiap nada yang dihasilkan barang itu. Aku benci mendengar setiap alunan nadanya. Nada yang membuatku mengingat semua kenangan pahit. Akan ku buang jauh-jauh impianku untuk menjadi pemain biola . Maaf mama, papa, Ditya, aku tidak akan menyentuh biola lagi. Terlalu banyak kenangan buruk yang sudah kulewati bersama biola. Aku tidak akan melanjutkan perlombaan itu. “Selamat datang pada konser kolaborasi 2 musisi handal. Para hadirin dipersilakan duduk dengan tenang karena konser akan kita mulai. Ini dia, Jesicca Patrecia dan Steven Raditya. Beri tepuk tangan yang meriah.Mama? Ditya? Aku melihat mereka. Aku harap semua yang ada di depan mataku benar. Mama, Ditya, aku sangat merindukan kalian. Tapi bagimana mungkin mereka dapat konser bersama? Bukankah mama tidak mengenal Ditya? “Lagu ini kami persembahkan untuk seseorang yang sangat kami cintai. Dia sedang menghadapi banyak cobaaan. Tapi kami yakin, dia pasti mampu menghadapi semuanya. Lagu ini berjudul Give Me The Best.” Sudah lama aku tidak mendengar suara mama.Beberapa saat kemudian, mama memainkan biola biru muda kesayangannya dan Ditya dengan indah menyanyi dan memainkan pianonya. Semua penonton membisu, termasuk aku. Mendengarkan dan menghayati setiap syair lagu. Hingga sampai lagu selesai, tatapan mataku tidak pernah lepas dari mereka.“Untuk seseorang yang berada di bangku penonton, saya hanya ingin berkata, bahwa jangan pernah menyia-nyiakan talenta yang sudah Tuhan beri. Pergunakanlah, karena tidak semua orang memiliki kemampuan itu. Aurel, mainkanlah nada-nada indah melalui biolamu. Buatlah kami tersenyum. Mendengar setiap alunan indah yang kan tercipta.” Dengan segera aku berusaha berlari mengejar bayangan mama dan Ditya yang semakin menjauh. “Mama……….Ditya……..” teriakku. Keringat mengalir di tubuhku. Aku tersentak. Ketika ku sadari, aku masih berada di atas kasur. Bukan di konser. Jadi semua itu hanya mimpi? Kenapa terasa begitu nyata? Lalu apa maksud dari perkataan Ditya dan mama? Tuhan…bantu aku menjawab semua ini. Aku tidak mengerti.Paris.Kini kehidupanku berlanjut di kota impian mama, saat mama ingin mengadakan konser dulu. Akhirnya aku mengikuti Grand Final lomba biola itu dan ternyata Tuhan mempunyai rencana indah untukku. Aku menang dan aku mendapat beasiswa untuk memperdalam kemampuanku bermusik. Di Paris. Aku meninggalkan bangku SMA yang banyak memberiku kenangan. Berat memang. Tapi inilah keputusanku. Semua ini kupersembahkan untuk mama, papa dan Ditya. Juga semua orang yang telah mendukungku.. Aku dan biola akan tetap bersatu.Aku dan musik tidak akan pernah terpisahkan lagi.Aku memainkan biolaku. Memainkan lagu ciptaan mama, memainkan lagu ciptaan Ditya. Dalam setiap alunan nadanya mengantarkan rasa rindu dan sayangku untuk mama dan Ditya yang kini berada di tempat terindah.Terima kasih untuk semua yang telah kalian berikan. Terima kasih atas setiap goresan cinta yang telah tercipta.

Selasa, 04 Mei 2010

Pengertian remaja
remaja adalah sosok menarik yang tidak ada habisnya untuk di perbincangkan karena remaja mempunyai dunia tersendiri dan masa remaja adalah masa yg penuh dengan kesenangan, dan penuh gejolak nafsu. pada hakikatnya istilah remaja itu tidak ada yang ada adalah istilah dewasa. maka dari itu para psikolog sulit untuk mendifinisikan remaja, maka tidak heran di dunia khususnya di indonesia dalam perundang2annya tidak menggunakan istilah remaja, yg ada hanya menggunakan istilah dewasa.
sekalipun istilah remaja sangat sulit untuk di definisikan, penulis ingin mendefinisikan tentang remaja dengan merujuk kepada para ahli yang mendefinisikan tentang remaja di antaranya :
menurut zakiyah daradjat (1975) remaja di definisikan sebagai anak yang ada pada masa peralihan dari masa kanak2 menuju masa kedewasaan. nah pada masa inilah biasanya terjadi banyak sekali pertumbuhan yg sangat drastis baik itu dari segi fisik maupun psikis, perubahan itu dilihat dari perubahan bentuk badan, sikap, cara berpikir dan bertindak. belum bisa diartikaan sebagai remaja apabila orang itu belum mencapai usia 13 th s/d 24 th (Haqani, 2004 :7)

Minggu, 02 Mei 2010


ketahuilah bahwa cinta di dunia itu hanya sementara kita tau bahwa cinta itu bisa membawa kita kepada berbagai kondisi kadang cinta bisa membawa kita kepada kebenaran dan kadang cinta bisa membawa kita kepada kesalahan
banyak orang yang bisa terjerumus kelubang hitam akibat cinta contohnya hamil diluar nikah, karena cinta kita bisa bunuh diri,,,,, apakah itu yg dinamakan cinta.....
nah ada cinta yg hakiki yaitu cinta kepada yang menciptakan kita,kepada yg memberikan rasa cinta,kepada yang telah mempertumakan cinta,,,, naah cinta iniah yang kekal dan apabila kita sudah mempunyai cinta ini maka insya allah kita akan selamat dunia dan akhirat
okeeeee deh kita pilih kita akan memiih cinta dunia or akhirat.......

ini adalah tentang saya saya memang tidak memiliki pendidikan tinggi yang tidak kaya orang-orang yang mempunyai titel setingi langit but saya tetap tidak merasa minder dan saya tetap berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik dan tentunya berguna minimal dengan diri sendiri dan umumnya untuk orang lain..
dan berusaha keras alhamdulillah saya bisa membuka lahan usaha sendiri yaitu dengan membuka warnet........walaupun saya masih awam dalam bidang perkomputeran khusunya internet tapi saya truz berusaha agar saya bisa menjadi orang yang lebih baik untuk pembelajaran blog saya hanya itu saja terima kasih atas kedatangannya.
sedikit pesan heheheheheheh bagi orang-orang yg tidak bisa melanjutkan pendidikannya ketahap yag lbih tinggi jangan menyerah dan terus berusaha agar kita bisa lebih baik dari pada orang yang sudah mempunyai titel dan kita harus berpikir bahwa kitalah yang sudah lebih dulu baaimana susahnya hidup di masyarakat